Minggu, 04 Desember 2011

(review) Dan Brown - Deception Point

review buku atau novel pertama ku. padahal di rumah sudah ada selemari (suer, bukan lebay. tapi emang selemari), tapi, setelah malam minggu ke senayan, ke bookfair, beli 2 buku Dan Brown Deception Point dan Digital Fortress. hari minggu kemarin, baru buka yang Deception Point. mulai baca jam 12 siang. dan sudah selesai jam 10 pagi. itu pun sebenernya gak pengen tidur. karna saking penasaran. tapi daripada ngantuk di senin pagi, ya sutra...


sebelumnya, dah pernah baca The davinci code, the lost symbol, angels n demond. yang semuanya tokohnya Robert Langdon. dan semuanya aku suka. tapi, sebelum baca judul ini, temenku dah bilang, gak sebaguas da vinci code maupun angel & demond, dan baru tau juga tokohnya bukan Robert langdon. sudah agak pesimis.
tapi ternyata...aku lebih suka yang ini. dengan tokoh baru, dan ada sedikit bumbu romantis. (sedikit banget, tapi lumayan buat bumbu). kalo yang robert langdon, kan cuma fokus ke masalah. tokoh2 ceweknya cuma sampingan. yang ini 2 tokoh nya sama-sama berperan walau lebih fokus ke Rachel Sexton daripada Michael Tolland.
baca buku ini penuh dengan ketegangan . bisa ngrasain ketegangan di tempat itu. bikin penasaran sampai akhir. tapi, menjelang seperempat bagian terakhir, udah ada dugaan, tipe tipe novel begini, pasti pihak antagonisnya berbeda dari apa yang selama ini sudah disisipkan ke kepala kita yang seolah-olah menunjuk, kalo dalang nya si A, tapi ternyata bukan.....
yah, gak rugi banget lah beli ni novel. dan sekarang saya nyesel, knapa tadi malem tidur malem-malem buat baca ini, jadi siang ini cpet slesai dan gak ada lagi yang dibaca..

resensi singkat dari buku:
Ketika Satelit baru NASA menemukan bukti dari sebuah objek amat langka yang terkubur jauh di dalam lapisan es Arktika, lembaga antariksa yang sedang terlilit kesulitan itu mengumumkan sebuah kemenangan yang amat mereka butuhkan...kemenangan yang memberikan dampak yang begitu besar bagi kebijakan ruang angkasa AS dan pemilihan presiden yang akan datang. untuk memverifikasi kebenaran penemuan tersebut, Presiden mengirim analis intelijen gedung Putih, Rachel Sexton, ke dataran es itu. ditemani sekelompok pakar, termasuk akademisi karismatis, Michael Tolland, Rachel membongkar penemuan ilmiah yang tak terbayangkan, sebuah muslihat berani yang dapat mendorong dunia ke dalam pertikaian.
tetapi, sebelum Rachel dapat menghubungi presiden, dia dan Michael diserang oleh sekelompok pembunuh mematikan yang dikendalikan oleh seorang tokoh penguasa misterius yang akan melakukan apa saja demi menyembunyikan kebenaran. keduanya berusaha menyelamatkan diri dengan melarikan diri dari lingkungan yang begitu terpencil dan berbahaya itu. satu-satunya harapan bagi kelangsungan hidup mereka adalah menemukan tokoh dibalik penipuan yang amat berani itu. keberanian yang sesungguhnya, seperti yang mereka temukan kemudian, adalah muslihat yang paling menggemparkan dari apapun juga.